Sunday, February 23, 2014

Satu Rumah Satu Pohon



Pernah bertanya tentang harga oksigen di apotek?

jika belum tau,? kurang lebih Rp 25.000 / liter

bagaimana dengan nitrogen?

ternyata kurang lebih Rp 10.000/liter

dan tahukah bahwa dalam sehari manusia menghirup 2.880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen, dan jika dihargai dengan rupiah maka:

oksigent @liter Rp 25.000 x 2.880       = Rp  72.000.000 perhari,
nitrogent  @liter Rp 10.000 X 11.376    = Rp 113.760.000 perhari,
totalnya : 185.000.000 Perhari/permanusia,

dan untuk 1 bulan kebutuhannya sama dengan Rp.5,55 Milyar/Orang.

Siapapula Orangnya yang bisa membiayai nafas hidupnya setiap hari 185 juta?
Sekalipun orang itu orang terkaya di bumi ini, tentu ia tidak akan bisa melunasinya.

Akan tetapi....Allah Ta'ala memberikan itu semua secara gratis melalui Perantara pohon-pohon sekitar rumah anda,

Pertanyaanya,
Pedulikah anda terhadap media penghasil nafas yang telah Allah berikan ini?
Tidak terbersitkah di hati kita untuk menanam media penghasil nafas ini di sekeliling rumah kita?
Jawabanya ada pada nurani anda sendiri,

saudaraku...
Mari kita menanam pohon disekeliling rumah kita,
minimal satu rumah satu pohon. 

Sunday, February 16, 2014

Cara Budidaya Tanaman Kemangi


Tanaman Kemangi adalah tanaman perdu, yang dimanfaatkan daun pucuknya untuk lalap dan buahnya yang tua untuk minuman dingin. Tanaman Kemangi termasuk jenis tanaman yang mudah tumbuh dan juga mudah dalam perawatannya, tanaman ini memungkinkan untuk ditanam di ladang ataupun di Pot sebagai tanaman penghijau di serambi rumah kita. Cara menanam kemangi sangatlah mudah, berikut ini keterangan selengkapnya.



Pembibitan

Pembiakan tanaman ini dengan bijinya, yang disemaikan terlebih dahulu, setelah umur 1 bulan dipindahkan jika untuk penanaman dalam jumlah banyak atau sebagai lahan pertanian. Jika anda hanya menginginkan beberapa batang saja untuk ditanam di Pot anda bisa membiarkan biji kemangi tersebut tumbuh dan membesar tetap dalam Pot.

Pengolahan Tanah

Tuesday, February 11, 2014

Budidaya Tanaman Pisang


Pisang adalah tanaman tropis yang mudah dibudidayakan, tanaman ini bisa tumbuh dengan baik dimana saja baik didataran rendah atau dataran tinggi. Hampir semua bagian pohon pisang bermanfaat dari mulai pohon, daun maupun buahnya dapat dijual dengan harga relative mahal. Buahnya dapat diolah menjadi penganan yang enak seperti selai, keripik,
dodol dan lainnya. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan kepada pemirsa sekalian tentang cara budidaya pohon pisang barangkali berguna buat pemirsa khususnya petani pisang

Cara budidaya pohon pisang
1. Syarat Tumbuh
1.1 Iklim
1. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung terhadap pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat kurang maksimal.
2. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin topan dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3.  Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tumbuh dengan dua bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.


1.2. Media Tanam
1.Pisang dapat tumbuh ditanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam ditanah berhumus dengan pemupukan.
2.  Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena tanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 – 200 cm, di daerah setengah basah 100 – 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm. Tanah yg telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.


1.3. Ketinggian Tempat
Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, pisang nangka dan pisang tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl

Budidaya Tanaman Serai

Perawakan: rumput-rumputan tegak, menahun, perakarannya sangat dalam dan kuat. Batang: tegak atau condong, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), gundul seringkali di bawah buku bukunya berlilin, penampang lintang batang berwarna merah. Daun: tunggal, lengkap, pelepah daun silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian;. lebih dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik. Bunga: susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun: pelindung nyata, biasanya berwarna sama, umumnya putih. Daun pelindung: bermetamorfosis menjadi gluma steril dan fertil (pendukung bunga). Kelopak: bermetamorfosis menjadi bagian palea (2 unit) dan lemma atau sekam (1 unit). Mahkota: bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodicula, berfungsi untuk membuka bunga di pagi hari. Benang sari: berjumlah 3-6, membuka secara memanjang. Putik: kepala putik sepasang berbentuk bulu, dengan percabangan berbentuk jambul. Buah: buah padi, memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji. Asal-usul Ceylon. Waktu berbunga Januari- Desember. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50-2700 m dpl. Di Sri Lanka, tanaman ini tumbuh alami, namun dapat ditanam pada berbagai kondisi tanah di daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Di Indonesia banyak terdapat di Jawa, ditepi jalan atau dipersawahan dan dikenal dengan nama Sere (New Citronella grass). Biasanya tumbuh di dataran rendah pada kethiggian 60-140 M dpl. Perbanyakan: dapat diperbanyak dengan potongan rimpang. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 0,5-1 meter Pemanenan: dilakukan bila tinggi tanaman telah mencapai 1-1,5 meter. Pemotongan pertama dilakukan pada umur 6-9 bulan. Pemanenan selanjutnya dilakukan selang 3-4 bulan (umur panen sangat mempengaruhi rendemen minyak atsiri). Penurunan intensitas cahaya matahari sampai 50% dan pemupukan urea sampai 100 kg/ha dapat berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri sereh wangi. Berat segar daun dan berat bahan kering daun hanya dipengaruhi oleh dosis pemupukan nitrogen. Kadar air daun hanya dipengaruhi intensitas cahaya matahari. Tinggi tanaman dipengaruhi oleh Intensitas cahaya matahari dan dosis pemupukan nitrogen dan keduanya terdapat interaksi dalam mempengaruhi tinggi tanaman. Pada jarak tanam yang rapat dapat berefek pada peningkatan jumlah daun atau anakan pada 5-7 MST, jumlah anakan / rumpun pada 5-15 MST; begitu pula produksi bahan tanaman pada 24 MST serta tidak berpengaruh pada kandungan geraniol dan sitronelol. Interaksi antara jarak tanam dan pupuk NPK berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada 5 MST dan jumlah anakan / rumpun pada 19 MST. Interaksi antara pupuk kandang den pupuk NPK berpengaruh pada jumlah daun / anakan pada 5 MST. Interaksi antara pupuk kandang, jarak tanam dan pupuk NPK berpengaruh pada jumlah anakan / rumpun pada 21 MST. Semakin rapat jarak tanam dapat berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri; jarak tanam yang semakin lebar berpengaruh pada tinggi tanaman yang semakin tinggi; dosis pemupukan tidak berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri dan tinggi tanaman. Jarak tanam dan dosis pemupukan yang berbeda tidak berefek pada perbedaan hasil berat daun segar dan diameter kanopi pada saat panen. Jarak tanam 50 x 50 cm berefek pada lebih beratnya daun kering dari pada jarak tanam yang lebih lebar;, sedangkan perbedaan dosis pemupukan tidak berpengaruh. Dosis pemupukan urea 50 kg/ha sampai 100 kg/ha dapat berefek pada kenaikan jumlah anakan pada saat panen, sedangkan jarak tanam 90x90 cm akan mempercepat pembentukan anakan.


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Akar: digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak / obat batuk, bahan untuk kumur, dan penghangat badan. Daun: digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang.


MANFAATAN NABATI CENGKEH DAN SERAI WANGI UNTUK PENGENDALIAN BUSUK RIMPANG JAHE >50%

MANFAAT  NABATI CENGKEH DAN SERAI WANGI UNTUK PENGENDALIAN BUSUK RIMPANG JAHE >50%


Akhir-akhir ini pertanaman jahe (Zingiber officinale) di pulau Jawa sering terserang penyakit busuk rimpang yang disebabkan oleh jamur tular tanah, terutama yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum.  Uji efikasi formula pestisida nabati cengkeh dan seraiwangi untuk mengendalikan penyakit busuk rimpang telah dilakukan di Rumah Kaca Balittro di Cimanggu, Bogor.  Bibit jahe putih besar berumur 2 bulan yang berasal dari benih rimpang jahe terinfeksi busuk rimpang (jaringan rimpang di daerah ketiak rimpang berwarna kecoklatan) yang ditanam dalam polibeag berisi tanah kebun (tidak steril), perakarannya disiram dengan 6 jenis larutan 2% formula pestisida nabati cengkeh dan serai wangi sebanyak 100 ml yang diaplikasikan setiap 7 hari sebanyak 3 kali.  Hasil pengamatan 3 bulan setelah aplikasi pertama menunjukkan bahwa 2 dari 6 jenis formula pestisida nabati yang diuji yaitu: 1) formula minyak cengkeh + minyak temulawak dan 2) formula minyak serai wangi + asam salisilat, efektif menekan gejala busuk pada rimpang (>50%).    Gejala busuk rimpang pada perlakuan kedua formula tersebut berturut-turut 33,02 % dan 28,21%, dibandingkan dengan pada tanaman kontrol (69,91%). Kedua jenis formula tersebut tidak menghambat pembentukan rimpang bahkan pada perlakuan formula minyak cengkeh + minyak temulawak bobot rimpang jahe meningkat sebasar 34,92% dibandingkan dengan kontrol.    Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan evaluasi pemanfaatan kedua jenis formula tersebut pada tanaman jahe di lapang dalam konsep pengendalian penyakit busuk rimpang secara terpadu..

MANFAAT TANAMAN AKAR KUCING, SAMBILOTO, DAN TEMULAWAK

TANAMAN AKAR KUCING, SAMBILOTO, DAN TEMULAWAK SEBAGAI ELISITOR PENGINDUKSI KETAHANAN TANAMAN JAHE TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI
Gambar 1  Akar Kucing
Gambar 2 Sambiloto
Gambar 3 Temulawak
Penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum merupakan salah satu penyakit yang sangat merusak tanaman jahe. Penyakit tersebut sulit dikendalikan, terutama karena tidak adanya varietas jahe yang tahan. Induksi ketahanan tanaman dengan elisitor merupakan salah satu strategi yang sedang diteliti untuk mengendalikan penyakit tersebut. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi potensi ekstrak tanaman akar kucing (Acalypha indica), sambiloto (Andrographis paniculata), dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza), serta senyawa asam salisilat sebagai elisitor penginduksi ketahanan jahe terhadap penyakit layu. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) sejak 2010 sampai 2011. Ekstrak tanaman dibuat dengan cara maserasi dalam alkohol 95%. Ekstrak tanaman diformulasikan tanpa atau dengan ditambah kalsium. Tanaman jahe diberi perlakuan ekstrak tanaman (disiram dan disemprot) kemudian diinokulasi dengan suspensi R. solanacearum. Pengamatan dilakukan terhadap perkembangan penyakit layu dan analisis asam salisilat dalam tanaman jahe yang masih hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak tanaman sambiloto dapat mengurangi tingkat serangan penyakit layu bakteri pada tanaman jahe yang sebanding efektivitasnya dengan perlakuan asam salisilat dan lebih tinggi dibanding dengan perlakuan kontrol. Penelitian ini mengindikasikan bahwa ekstrak tanaman sambiloto mengandung elisitor yang dapat menginduksi ketahanan tanaman jahe. Aplikasi dengan penyiraman lebih efektif dibanding dengan penyemprotan.





Tips Budidaya Tanaman Jahe


Budidaya jahe menggunakan karung dengan media yang remah dilakukan untuk menghasilkan benih yang sehat, bebas dari penyakit seperti layu bakteri yang sering menjadi kendala dalam budidaya tanaman.



Kelompok Tani Jahe Organik desa Larangan membudidayakan pertanaman jahe dalam karung ukuran 40 x 100 cm dengan media tanam bokasi dari bahan limbah pabrik penggergajian kayu. Benih disemai terlebih dahulu dengan cara dihamparkan atau diangin-anginkan. Media tanam (bokashi + pasir ladu) dimasukan kedalam karung sebanyak 0,2 dari volume karung.



Benih ditanam masing-masing 250 g/karung. Karung ditata dengan 5 jumlah baris dalam kolom. Kurang lebih setiap 15 hari sekali, petani menambahkan media bokashi ke dalam karung agar rimpang yang terlihat dapat tertutupi. Yang unik dalam sistem budidaya ini serta diperlukan penelitian lanjut, petani tidak menambahkan pupuk anorganik dalam petanaman jahe dan melakukan pemangkasan tanaman.



Pemangkasan dilakukan saat tanaman mencapai dua bulan pada 5 – 10 cm dari pangkal rimpang. Pemangkasan bertujuan merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru pada rimpang. Setelah karung-karung berisi tanaman yang sudah dipangkas, tanaman dibiarkan hingga muncul tunas-tunas tanaman baru dari dalam rimpang.



Salah satu tantangan dalam teknik budidaya ini, diperlukan penanganan intensif pada tanaman mulai dari penanganan bokasi untuk media tanam, irigasi, kegiatan pemangkasan, dan penambahan media secara rutin. Jika teknik budidaya ini dapat berhasil dan sesuai dengan harapan yang diinginkan, akan tercipta efisiensi penggunaan lahan sebesar 90% dari budidaya konvensional.



Hal ini setara dengan membudidayakan 1000 karung (1000 m2) dengan budidaya konvensional satu hektar. Efisiensi yang lain adalah penggunaan benih tanaman, serta dapat diarahkan untuk budidaya organik dengan mengadopsi teknologi-teknologi yang telah dihasilkan.



Bila digunakan untuk menghasilkan benih, dapat menjadi sumber benih yang sehat dan dengan kondisi yang terkontrol, produksi jahe dapat ditargetkan sesuai dengan permintaan.



Sumber: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat


Sunday, February 9, 2014

Cara Budi Daya Jahe


            Memilih tanaman budidaya yang tepat memang sangat berpengaruh pada hasil dan keuntungan yang akan didapat, namun jika terlalu lama memilih tanaman yang tepat maka keuntungan yang diharap akan terlewat karena musim, dan harga biasanya berkaitan, dimana musim yang kurang mendukung harga komoditi tertentu mencapai harga tertinggi, dan sebaliknya saat musim baik dan banyak orang berbudidaya biasanya hargapun juga turun hal ini sesuai dengan hukum ekonomi. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka Petani tak perlu tunggu musim atau rame- rame menanam, sehingga tidak lagi terjadi “panen massal”, dengan demikian tak perlu terjadi penurunan harga dikarenakan terlalu banyak stok dan menurunnya jumlah permintaan.

            Kita tentukan saja pilihan kita kali ini pada tanaman budidaya Jahe Merah. Tanaman ini tak terlalu sulit dalam berbudidayanya. Cukup di sela-sela tanaman pokok (sengon, kopi, atau tanaman buah-buahan ), Media tanam bisa menggunakan Karung/Glangsing/Polybag yang telah diisi Bokashi dan tanah dengan perbandingan 1: 3. Pengisian media tanam awalnya hanya perlu diisi setinggi kira-kira 15 cm.

            Sebagai pertimbangan nilai ekonomi Polybag yang diisi 2 - 3 tunas bibit Jahe seharga Rp. 500,-  dalam waktu 8 - 10 bulan bisa berkembang menjadi 20 kg. (jika menggunakan cara konvensional, estimasi 1 rumpon hanya kisaran 2 kg). Misalnya estimasi harga ± Rp 25.000 –  Rp. 40.000, maka per polybag dapat menghasilkan Rp. 500.000,- sampai Rp. 800.000,-. Jika Anda mempunyai 100 polybag saja maka estimasi Hasil kotor yang anda peroleh adalah Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 80.000.000,- Sebuah keuntungan yang sangat fantastis bukan…??? Itulah potensi keuntungan yang bisa kita dapatkan, tentu dengan POLA HCS, bukan Pola Konvensional.

            Dengan perawatan sangat sederhana yakni pemupukan berkala dengan Bokashi dan SOT HCS yang dikocorkan maupun disemprot pada bibit yang ditanam, penyemprotan dan pengocoran SOT hanya perlu dilakukan 2 minggu sekali dan penambahan Bokashi dilakukan seiring pertumbuhan tunas sampai Polybag terisi dengan ketinggian 80%. Setelah Polybag terisi Tanah dan Bokashi, maka yang dilakukan tinggal perawatan sampai panen, antara 8 – 10 bulan.

    
   Dan seandainya semua mau bergerak memanfaatkan tanah kosong , di pot-pot, polybag, atau pekarangan kita yang tersisa, meskipun tak begitu luas seperti program pemerintah ‘Apotik Hidup’ beberapa tahun lalu, maka kampung tempat kita tinggalpun akan mampu swasembada Jahe, bahkan tak menutup kemungkinan menembus pasar dunia.

PEMBIBITAN :

Untuk bibit jahe yang sudah siap tanam / atau yang sudah bertunas skitar 5-10 cm, namun jika susah memperoleh bibit tunas kita bisa menyemai sendiri bibit jahe yang akan ditanam. Ada beberapa teknik penyemaian. Disini saya bahas salah satunya saja yaitu penyemaian jahe dalam kotak kayu.


Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya sebelum disemai bibit harus dibebaskan dari virus penyakit dengan cara potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung  lalu dicelupkan dalam larutan PHEFOC selama 15 menit lalu keringkan. (Larutkan 1 tutup PHEFOC ke dalam 14 liter air, tambahkan 2 sendok makan gula pasir, diamkan selama 15 menit, larutan PHEFOC telah siap untuk digunakan).


Rendam kembali dengan zat pengatur tumbuh SOT sekitar 6 jam. ( Larutkan 5 tutup SOT dengan 14 liter air, tambah 2-3 sendok makan gula pasir, diamkan terlebih dahulu selama 15 menit), larutan siap digunakan. Setelah perendaman lalu tiriskan sampe kering. Benih telah siap disemaikan.


Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: isi kotak kayu dengan tanah+bokashi 3:1 lalu benamkan rimpang jahe tutup dgn tanh/daun kering tipis-tipis, rawat dengan menyirami 2x sehari.Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah siap dipindah ke karung/polibag/keranjang tanam

PENANAMAN
siapkan alat dan bahan :            - cangkul / sekop (untuk mengaduk)
                                                - karung / polibag / keranjang (pakai yg bekas )
                                                - ember
                                                - bokashi
                                                - tanah
Ambil rimpang jahe dari kotak penyemaian kemudian patah-patahkan dengan tangan rimpang jahe tersebut menjadi 2 - 3 ruas, dimana 1 ruasnya terdapat minimal 2 mata tunas.
Lalu buat campuran antara tanah dan bokashi dengan perbandingan 3:1 . Masukkan campuran tanah dan bokashi ke dalam karung/polibag/keranjang dengan ketinggian sekitar 15cm , jika menggunakan media karung sesuaikan terlebih dahulu tinggi karung dengan cara menekuk bagian atas karung seperti gambar paling atas agar ketinggian sesuai.
kemudian masukan tunas bibit jahenya, ( satu karung bisa diisi sekitar 3-4 titik tanam  untuk hasil yang maksimal)
Setelah selesai penanaman keseluruhan siram dengan air . Selama sekitar seminggu lakukan penyiraman rutin pagi dan sore agar tunas tidak layu/ kering.


PERAWATAN / PEMUPUKAN

Sirami tiap hari minimal sehari sekali, tapi jika cuaca panas atau musim kemarau sebaiknya siram 2 x sehari.
Sekitar usia 2-4 minggu lakukan pengocoran dengan fermentasi SOT.
(SOT 5 tutup, Gula 3 sendok makan, Urine 2 liter, Feses 2 liter, difermentasi 24 jam). setelah fermentasi jadi campur dengan 15 liter air lalu gunakan untuk mengocor/ menyiram.
Lakukan penyemprotan dengan SOT dan PHEFOC secara bergantian dengan interval 2minggu-4 minggu sekali.
(bahan untuk menyemprot SOT/PHEFOC 5 tutup, Gula 3sendok, bisa ditambah urine 0,5 liter fermentasi 24jam) kemudian campur air 1 tangki dan siap disemprotkan.

Lakukan pengurukan kembali dengan tanah + bokashi (3:1) pada usia 2-3 bulan atau jika terlihat rimpang jahe yang menyembul keluar timbun/uruk sekitar 10cm.
Lakukan pengurukan ini berulang-ulang seiring pertumbuhan jahe hingga usia sekitar 8 bulan atau sampai karung /polibeg / keranjang terisi penuh dengan tanah urukan.

Dengan teknik pengurukan seperti ini kita akan mendapatkan hasil yang lumayan melimpah, karung /polibag/keranjang kita akan terisi penuh dengan rimpang jahe.
bahkan ada salah satu mitra HCS yang panen jahe satu karung/polibag/keranjang berisi 20kg jahe wooww....dahsyat bukan...???.
Jika langkah-langkah diatas sudah kita lalui selama 8-10 bulan, sudah saatnya jahe kita siap dipanen.

 GAJIAN TIAP BULAN.

 Banyak orang beranggapan "bertani itu tidak bisa memberi penghasilan tiap bulannya", Bertani hanya memberi penghasilan pas pada waktu panen saja. Menurut saya anggapan ini 100% salah, buang jauh2  tuh anggapan seperti itu.
Bagaimana cara mempunyai penghasilan tiap bulannya dari bertani disini kita akan membahasnya.
Ya salah satunya dengan cara menanam jahe dengan media karung/glangsing/polibag.

Caranya tiap bulannya kita musti tanam jahe ya misal 20-40 polibag/karung. Jadi diawal tiap bulannya kita tanam jahe. Contoh misal bulan january minggu awal kita tanam 40 polibag/karung jahe, maka bulan february di minggu awal berikutnya kita tanam lagi 40 polibag/karung, begitu juga bulan maret dan bulan-bulan berikutnya.

Kalau tanam terus kapan panennya hehe..??
Biasanya jahe sudah bisa dipanen di usia 8-10 bulan, lebih baik kwalitasnya jika panen di usia 10 bulan saja supaya jahe matang tua sempurna. Jadi untuk jahe yang kita tanam di bulan january kita panennya di bulan november awal, bulan february panen di bulan desember, maret panen di january, begitu seterusnya sehingga mulai bulan november sampai kedepan kita akan mempunyai penghasilan tiap bulannya dari hasil bertani.
Untuk skema tanam dan waktu panen bisa dilihat dari tabel di bawah ini.



Waktu Tanam
Jumlah Tanam
Waktu Panen
January
40 karung
November
February
40 Karung
Desember
Maret
40 Karung
January
April
40 karung
February
Mei
40 karung
Maret
Juny
40 karung
April
July
40 karung
Mey
agustus
40 karung
Juny
September
40 karung
July
Oktober
40 karung
Agustus
November
40 karung
September
Desember
40 karung
Oktober


Hitung-hitunganya gimana? berapa rupiah yang kemungkinan bisa kita hasilkan tiap bulan.

Modal Tiap bulannya :

Bibit jahe 40 rimpang x Rp.1.000,-     Rp.40.000 === > ( sekitar 1,5 - 2 kg jahe )

Polibag/karung 40 x Rp.1.500             Rp.60.000

Pupuk SOT dan Phefoc                        Rp.70.000

TOTAL                                             Rp.170.000,-


Hasil tiap bulannya :                            
      Tanam jahe media karung dengan pola HCS bisa menghasilkan 10-20kg tiap polibag/karungnya. Tapi disini kita ambil contoh hasil terendah saja misalkan saja 1 polibag/karung menghasilkan 5 kg jahe dan harga jual per kilo jahe Rp.15.000.

Maka :   40 karung x 5kg                 200kg

               200kg x Rp.15.000           Rp.3.000.000

Jadi bisa kita ketahui nantinya mulai bulan november sampai terus kedepan kita akan mendapat penghasilan Rp. 3.000.000. hasil ini bisa lebih jika hasil panen kita bisa maksimal dan harga jual jahe naik.
Semoga saja artikel ini bermanfaat.




Ref :  jahehcs.blogspot.com