Wednesday, January 29, 2014
Siklus Hidup Botol Minum Plastik
Jutaan botol minum plastik dijual setiap tahun di seluruh dunia. Produk yang digemari orang. Tapi bagaimana dengan minyak yang dibutuhkan untuk memproduksi? Apa yang terjadi dengan botol-botol plastik yang sudah kosong?
http://www.dw.de/image/0,,16901885_303,00.jpg
Minyak untuk Air
http://www.dw.de/image/0,,17266603_303,00.jpg
Kebanyakan botol plastik terbuat dari plastik polietilena tereftalat (PET), yang diproduksi dari minyak mentah. Tidak hanya ekstraksi minyak bumi yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca dan merusak habitat, namun produksi plastik juga membuang racun ke dalam lingkungan. Setelah ekstraksi, minyak dibawa ke kilang seperti ini di Köln, instalasi penyulingan minyak terbesar di Jerman.
Biji Plastik
http://www.dw.de/image/0,,17255954_303,00.jpg
Sulingan minyak dikirim ke perusahaan manufaktur yang membuat biji plastik. Produsen botol melelehkan biji plastik ke dalam 'bentuk awal' yang menyerupai tabung reaksi plastik. Perusahaan pembotolan air memanaskan dan memuaikan bentuk awal menjadi bentuk dan ukuran botol sesuai keinginan. Dalam daur ulang, botol plastik kembali dilelehkan ke bentuk biji plastik.
Produksi Massal
http://www.dw.de/image/0,,17257108_303,00.jpg
Di pabrik pembotolan, bentuk awal plastik dibuat memuai ke ukuran yang sesuai, disterilisasi dan diisi air, sebelum ditutup, diberi label dan dikemas untuk pengiriman. Di pabrik pembotolan ini di negara bagian Sachsen, Jerman, 1,5 juta liter air dan minuman ringan dibotolkan dan dikemas setiap hari.
Alternatif Bebas Minyak
http://www.dw.de/image/0,,16730255_303,00.jpg
Botol juga bisa dibuat dari plastik organik, yang diproduksi dari materi nabati seperti jagung atau tebu dan bukan minyak bumi. Plastik organik dapat terbiodegradasi dan dibuang ke kompos setelah dipakai - tapi ini bukan berarti bioplastik ramah lingkungan. Produksi bioplastik perlu sumber daya alam yang besar seperti air, dan lahan pertanian yang bisa digunakan untuk menanam tumbuhan pangan.
ransportasi dan Iklim
http://www.dw.de/image/0,,17201469_303,00.jpg
Transportasi botol air minum juga butuh banyak sumber daya - lebih dari seliter BBM per botol, untuk sejumlah kasus. Institut Kebijakan Bumi memperkirakan satu dari empat botol air minum setidaknya melewati satu perbatasan negara dengan kapal, kereta atau truk sebelum dikonsumsi. Segala pengiriman mengeluarkan karbondioksida yang menyebabkan perubahan iklim.
Menguras Sumber Daya
http://www.dw.de/image/0,,17257109_303,00.jpg
Menurut perkiraan Institut Pasifik, produksi satu botol air minum memerlukan tiga kali jumlah air yang terkandung dalam botol. Juga di wilayah-wilayah yang menjadi lokasi pabrik pembotolan, ekstraksi air yang terkonsentrasi dapat menyebabkan penurunan permukaan air tanah, menyebabkan komunitas setempat kekurangan suplai air.
Membotolkan Masalah
http://www.dw.de/image/0,,16739506_303,00.jpg
Menurut perkiraan, sekitar 60 juta botol plastik didaur ulang di Eropa tahun lalu - hanya separuh dari botol yang digunakan. Sisanya berakhir menjadi sampah, dibuang ke tempat pembuangan sampah dan perairan - di mana butuh ratusan tahun untuk terurai. Sampah plastik di lautan adalah masalah lingkungan besar, mengotori air dan mengancam kehidupan satwa laut serta burung.
Timbunan Plastik
http://www.dw.de/image/0,,17257126_303,00.jpg
Amerika Serikat adalah konsumen botol air minum terbesar di dunia. Namun Cina menempel ketat - setiap tahun, puluhan miliar botol plastik diproduksi dan dikonsumsi hanya di Cina, menggunakan sekitar 18 juta ton minyak mentah. Permintaan atas botol air minum meningkat seiring pertumbuhan ekonomi Cina. Timbunan botol plastik seperti ini terus menggunung menunggu pemilahan untuk daur ulang.
Kehidupan Baru Dimulai
http://www.dw.de/image/0,,17256060_303,00.jpg
Botol yang didaur ulang dilelehkan kembali menjadi biji plastik, kemudian dijual ke perusahaan yang membuat produk-produk daur ulang plastik. Salah satu yang paling populer adalah serat, yang digunakan untuk membuat pakaian dan selimut. Setelah semua energi yang dikonsumsi botol plastik sepanjang siklus hidupnya, yang dulunya seteguk air yang menyejukkan dapat berakhir menjadi baju hangat.
Posted by
admin
at
1:58 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment