Thursday, January 30, 2014

Membuat Arang Sekam Padi


Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa lembaran yang kering, dan tidak dapat dimakan yang melindungi bagian dalam (endospermium dan embrio). Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan (Poaceae), meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam,  misalnya jagung dan gandum.
            Dahulu penggilingan padi di dekat rumahku, sekam hanya di tumpuk dan  segelintir orang yang tertarik untuk memanfaatkan limbah ini. Pihak penggilingan hanya membakar tumpukan sekam itu agar tumpukannya tidak semakin menggunung, dan orang-orang di sekitarnya sering kali mengambil abu gosok untuk keperluan dapur mereka. Seiring dengan waktu, sekam padi pun mulai dililirik oleh pembuat batu bata. Dan akhirnya areal pembuangan limbah pabrik itu di pagar tembok, dibuatkan pintu dan di gembok. Sekamnya mulai dijual karena pengrajin batu bata sudah mulai bermunculan.
            Dalam dunia pertanian, sekam dapat digunakan sebagai campuran pakan, alas kandang (litter), briket, salah satu bahan bokashi,alas kayu untuk memasak, atau dijadikan arang sekam untuk media tanam. Suatu hari, saya pergi mengunjungi salah satu Kelompok Wanita Tani karena jadwal kunjungan kerjaku jatuh pada hari itu. Saya melihat tanaman hias dan tambulampot mereka sangat sehat dan subur. Saya pun mulai memuji, dan seorang dari ibu berkata, “bu PPL, bisa beli medianya di rumah ibu Hj. Alam.” Saya kemudian mengamati campuran media tanam dalam pot-pot itu. Ternyata salah satu komponen media itu adalah arang sekam.

            Mengapa arang sekam dijadikan sebagai salah satu bahan dari media tanam ? Karena arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor serta mampu menahan air. Menurut beberapa informasi, arang sekam bisa berfungsi sebagai penyimpan sementara unsur hara dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh air. Dan akan sangat mudah melepaskan ketika dibutuhkan atau diambil oleh akar tanaman.
Di toko pertanian atau nurseri, tiap 1 sack dari media tanam  tersebut seharga Rp. 10.000,-  untuk 1 pot ukuran besar. Komponen media  tanam itu terdiri dari tanah, pupuk kandang dan arang sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Nah, apa salah nya kalau kita membuat  arang sekam sendiri tanpa harus mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli media tanam yang ada di toko pertanian. Caranya mudah kok!!!

 Alat dan bahan :

1.      Sekam padi
2.      Parang untuk melubangi tengah kaleng
3.      Paku yang berukuran besar
4.      Palu
5.      Kaleng bicuit/wafer/cat
6.      Air satu ember
7.      Minyak tanah dan korek api
8.      Potongan kayu bakar

Cara membuatnya :
1. Lubangi tengah kaleng dengan menggunakan parang.

2. Lubangi sekeliling kaleng, dimana kaleng yang dilubangi tersebut posisinya berada paling bawah.


3. Tuang sekam sedikit demi sedikit ke sekeliling  tumpukan kaleng yang dibuat seperti cerobong asap.



4. Taruh sedikit sekam dan beberapa potong kayu ke dalam kaleng, tuangi sedikit minyak tanah kemudian di bakar.





5.  Setelah ± 6 jam, ditandai dengan sekam sudah menghitam menjadi arang, Siram dengan air sampai bara sekam mati.



6. Setelah arang sekam dingin, masukkan kembali ke dalam sack bekas wadah sekam.





Wednesday, January 29, 2014

BIOAKTIVATOR PENGURAI KOMPOS (BAKTERI FERMENTASI)


Secara alami, kotoran ternak akan mengalami dekomposisi sehingga menjadi pupuk kandang yang siap pakai. Namun, proses ini berjalan sangat lama, berkisar 4-6 bulan.
Untuk mempercepat proses pengomposan, bisa dilakukan dengan pembuatan bioaktivator. Mikroba yang terdapat dalam bioaktivator akan membantu menguraikan ikatan-ikatan kimia kompleks menjadi sederhana. Kesulitan mendapatkan pupuk saat musim tanam membuat petani berfikir keras untuk menghilangkan ketergantungan terhadap pupuk kimia. Kondisi ini memacu para ahli untuk membuat terobosan dengan menjaga kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, memperkaya bahan makanan dalam tanah, dan menetralisir kimia atau racun dalam tanah. Pemanfaatan pupuk kandang juga dapat mengurangi pemakaian pupuk kinia hingga 50% untuk satu hektar lahan pertanian.

A.Mengenal MOL (Mikroorganisme Lokal)
Mikroorganisme Lokal (MOL) merupakan mikroorganisme menguntungkan yang digunakan untuk peragian atau mempercepat pembusukan dalam proses pembuatan pupuk kandang. Dengan penggunaan MOL dalam pembuatan pupuk kandang bisa mengemilir adanya limbah, selain itu, MOL juga bisa mempercepat pengomposan pupuk kandang menjadi tiga minggu.
Selain digunakan sebagai starter pupuk kandang, MOL bisa juga dipakai sebagai pupuk cair. Cara aplikasinya dengan mengencerkan MOL terlebih dahulu. Satu bagian MOL dicampur dengan 15 bagian air. Larutan tersebut disiramkan pada tanah di sekitar tanaman. Upayakan jangan mengenai batang tanaman. Namun demikian, pupuk cair MOL ini tidak direkomendasikan untuk tanaman anggrek. Karena, anggrek tumbuh di media pakis dan akarnya menonjol. Jika MOL disiramkan ke media pakis, mikrobia dalam MOL akan memakan pakis dan menimbulkan panas. Akibatnya, akar terbakar dan tanaman mati.

B. Membuat Bioaktivator (Bakteri Pengurai Kompos)
Bioaktivator yang dibuat sendiri atau mikroorganisme local (MOL), yaitu kumpulan mikroorganisme yang bisa “diternakan”. Fungsinya sebagai starter dalam pembuatan pupuk kandang. Berdasarkan bahannya, ada dua MOL yang bisa dibuat, yaitu MOL tapai dan MOL nasi basi serta MOL berbahan lainnya.

1. Mol Tapai
Mol tapai adalah bioaktivator yang bahan dasarnya terbuat dari tapai, baik tapai singkong maupun tapai ketan.
· Bahan
Adapun bahan-bahan yang perlu dipersiapkan sebelum membuat MOL tapai sebagai berikut:
· 1 ons Tapai singkong atau tapai ketan 
· ± 1.000 ml Air bersih 
· 5 sendok makan Gula pasir 


· Cara Pembuatan
Adapun cara pembuatan MOL tapai sebagai berikut:

a. Siapkan satu botol plastic bekas air mineral ukuran besar (1.500 ml) tanpa tutup. Masukan tapai ke dalam botol tersebut.
b. Isi air ke dalam botol berisi tapai hingga mendekati penuh.
c. Masukan gula pasir ke dalam botol berisi tapai dan air.
d. Kocok-kocok botol sebentar agar gula melarut.
e. Biarkan botol terbuka tanpa tutup selama 4-5 hari agar MOL bisa bernafas.
f. Setelah lima hari MOL sudah bisa digunakan. Hal ini ditandai dengan adanya aroma alcohol dari larutan MOL.
g. Jika ingin “beternak” MOL, ambilah botol mineral kosong sejenis. Bagi rata cairan MOL ke dalam dua botol tersebut. Lalu, isi air ke dalam masing-masing botol tadi sampai penuh. Kemudian, masukkan gula ke masing-masing botol dengan takaran seperti di atas. Jika ingin memperbanyak MOL ke dalam botol-botol lain, lakukan dengan cara pembagian yang sama.


2.    MOL Nasi Basi
Nasi basi di rumah selalu jadi masalah. Biasanya, nasi basi ini dibuang sebagai sampai atau diberikan kepada ternak sebagai pakan. Cara lain untuk memanfaatkan nasi basi adalah dengan membuatnya menjadi bioaktivator.

Bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
· Nasi Basi Secukupnya (dibuat seperti bola pingpong)
· ± 1.000 ml Air
· 5 sendok makan Gula Pasir 


· Cara Pembuatan
Adapun pembuatan MOL nasi basi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Kepal-kepal nasi basi sebesar bola pingpong.
b. Letakan bola-bola nasi tersebut di dalam kardus bekas, lalu tutup dengan dedaunan (misalnya daun pisang) yang membusuk. Dalam tempo 3 hari, akan tumbuh jamur-jamur berwarna kuning, jingga, dan merah.
c. Buat larutan gula dengan cara mencampur dan mengocok gula dengan air.
d. Ambil bola-bola nasi yang telah ditumbuhi jamur, masukkan ke dalam wadah plastic, lalu campur dengan larutan secukupnya.
e. Biarkan selama 1 minggu. Setelah satu minggu, cairan akan mengeluarkan bau seperti tapai. Hal itu menandakan bahwa cairan ini sudah bisa dipakai sebagai starter untuk membuat puppuk kandang.  

C. Aplikasi Pembuatan Pupuk Kandang dengan MOL
1. Bahan
· 500 kg Kotoran Ternak
· 400 kg Serbuk Gergaji
· 100 kg Arang Sekam
· 2,5 litter Mikroorganisme Lokal (MOL)
· Air secukupnya.


2.    Tahap Pembuatan
· Siapkan terpal dengan ukuran secukupnya sebagai alas dasar. Kemudian, taburkan kotoran ternak dengan ketinggian 15-20 cm, tuburkan abu bakar dan serbuk gergaji di atasnya dan aduk hingga merata.
· Buat larutan MOL dengan menuangkan 2,5 litter MOL dalam 10 litter air. Aduk hingga MOL terlarut dalam air.
· Siramkan sedikit demi sedikit larutan MOL yang telah diramu sebelumnya. Untuk pembuatan 1 ton pupuk organic, diperlukan larutan MOL 2,5 litter. Aduk lagi bahan pupuk kandang dan larutan MOL.
· Setelah bahan pupuk diaduk rata, adukan tersebut dikumpulkan hingga ketinggian 50-75 cm. Tutup adukan dengan terpal atau plastik hingga rapid an rapat. Sekitar 3-5 hari, bongkar adukan dan aduk ulang untuk mendapatkan hasil pupuk kandang yang baik. Setelah 7-10 hari, pupuk kandang tersebut siap digunakan. Cirri-cirinya apabila dikepal, tidak terasa panas dan remah.

Cara membuat BIOAKTIVATOR (Bakteri Pengurai Kompos)

Bioaktivator yang dibuat sendiri atau mikroorganisme local (MOL), yaitu kumpulan mikroorganisme yang bisa “diternakan”. Fungsinya sebagai starter dalam pembuatan pupuk kandang. Berdasarkan bahannya, ada dua MOL yang bisa dibuat, yaitu MOL tapai dan MOL nasi basi serta MOL berbahan lainnya.

untuk membuatnya ada dua cara :

1. Mol Tapai
Mol tapai adalah bioaktivator yang bahan dasarnya terbuat dari tapai, baik tapai singkong maupun tapai ketan.
· Bahan
Adapun bahan-bahan yang perlu dipersiapkan sebelum membuat MOL tapai sebagai berikut:
· 1 ons Tapai singkong atau tapai ketan
· ± 1.000 ml Air bersih
· 5 sendok makan Gula pasir


· Cara Pembuatan
Adapun cara pembuatan MOL tapai sebagai berikut:

a. Siapkan satu botol plastic bekas air mineral ukuran besar (1.500 ml) tanpa tutup. Masukan tapai ke dalam botol tersebut.
b. Isi air ke dalam botol berisi tapai hingga mendekati penuh.
c. Masukan gula pasir ke dalam botol berisi tapai dan air.
d. Kocok-kocok botol sebentar agar gula melarut.
e. Biarkan botol terbuka tanpa tutup selama 4-5 hari agar MOL bisa bernafas.
f. Setelah lima hari MOL sudah bisa digunakan. Hal ini ditandai dengan adanya aroma alcohol dari larutan MOL.
g. Jika ingin “beternak” MOL, ambilah botol mineral kosong sejenis. Bagi rata cairan MOL ke dalam dua botol tersebut. Lalu, isi air ke dalam masing-masing botol tadi sampai penuh. Kemudian, masukkan gula ke masing-masing botol dengan takaran seperti di atas. Jika ingin memperbanyak MOL ke dalam botol-botol lain, lakukan dengan cara pembagian yang sama.


2. MOL Nasi Basi
Nasi basi di rumah selalu jadi masalah. Biasanya, nasi basi ini dibuang sebagai sampai atau diberikan kepada ternak sebagai pakan. Cara lain untuk memanfaatkan nasi basi adalah dengan membuatnya menjadi bioaktivator.

Bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
· Nasi Basi Secukupnya (dibuat seperti bola pingpong)
· ± 1.000 ml Air
· 5 sendok makan Gula Pasir


· Cara Pembuatan  MOL Nasi Basi
Adapun pembuatan MOL nasi basi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Kepal-kepal nasi basi sebesar bola pingpong.
b. Letakan bola-bola nasi tersebut di dalam kardus bekas, lalu tutup dengan dedaunan (misalnya daun pisang) yang membusuk. Dalam tempo 3 hari, akan tumbuh jamur-jamur berwarna kuning, jingga, dan merah.
c. Buat larutan gula dengan cara mencampur dan mengocok gula dengan air.
d. Ambil bola-bola nasi yang telah ditumbuhi jamur, masukkan ke dalam wadah plastic, lalu campur dengan larutan secukupnya.
e. Biarkan selama 1 minggu. Setelah satu minggu, cairan akan mengeluarkan bau seperti tapai. Hal itu menandakan bahwa cairan ini sudah bisa dipakai sebagai starter untuk membuat puppuk kandang.

Siklus Hidup Botol Minum Plastik


Jutaan botol minum plastik dijual setiap tahun di seluruh dunia. Produk yang digemari orang. Tapi bagaimana dengan minyak yang dibutuhkan untuk memproduksi? Apa yang terjadi dengan botol-botol plastik yang sudah kosong?

http://www.dw.de/image/0,,16901885_303,00.jpg


Minyak untuk Air

http://www.dw.de/image/0,,17266603_303,00.jpg

Kebanyakan botol plastik terbuat dari plastik polietilena tereftalat (PET), yang diproduksi dari minyak mentah. Tidak hanya ekstraksi minyak bumi yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca dan merusak habitat, namun produksi plastik juga membuang racun ke dalam lingkungan. Setelah ekstraksi, minyak dibawa ke kilang seperti ini di Köln, instalasi penyulingan minyak terbesar di Jerman.



Biji Plastik
http://www.dw.de/image/0,,17255954_303,00.jpg
Sulingan minyak dikirim ke perusahaan manufaktur yang membuat biji plastik. Produsen botol melelehkan biji plastik ke dalam 'bentuk awal' yang menyerupai tabung reaksi plastik. Perusahaan pembotolan air memanaskan dan memuaikan bentuk awal menjadi bentuk dan ukuran botol sesuai keinginan. Dalam daur ulang, botol plastik kembali dilelehkan ke bentuk biji plastik.



Produksi Massal
http://www.dw.de/image/0,,17257108_303,00.jpg
Di pabrik pembotolan, bentuk awal plastik dibuat memuai ke ukuran yang sesuai, disterilisasi dan diisi air, sebelum ditutup, diberi label dan dikemas untuk pengiriman. Di pabrik pembotolan ini di negara bagian Sachsen, Jerman, 1,5 juta liter air dan minuman ringan dibotolkan dan dikemas setiap hari.





Alternatif Bebas Minyak
http://www.dw.de/image/0,,16730255_303,00.jpg
Botol juga bisa dibuat dari plastik organik, yang diproduksi dari materi nabati seperti jagung atau tebu dan bukan minyak bumi. Plastik organik dapat terbiodegradasi dan dibuang ke kompos setelah dipakai - tapi ini bukan berarti bioplastik ramah lingkungan. Produksi bioplastik perlu sumber daya alam yang besar seperti air, dan lahan pertanian yang bisa digunakan untuk menanam tumbuhan pangan.




ransportasi dan Iklim
http://www.dw.de/image/0,,17201469_303,00.jpg
Transportasi botol air minum juga butuh banyak sumber daya - lebih dari seliter BBM per botol, untuk sejumlah kasus. Institut Kebijakan Bumi memperkirakan satu dari empat botol air minum setidaknya melewati satu perbatasan negara dengan kapal, kereta atau truk sebelum dikonsumsi. Segala pengiriman mengeluarkan karbondioksida yang menyebabkan perubahan iklim.




Menguras Sumber Daya
http://www.dw.de/image/0,,17257109_303,00.jpg
Menurut perkiraan Institut Pasifik, produksi satu botol air minum memerlukan tiga kali jumlah air yang terkandung dalam botol. Juga di wilayah-wilayah yang menjadi lokasi pabrik pembotolan, ekstraksi air yang terkonsentrasi dapat menyebabkan penurunan permukaan air tanah, menyebabkan komunitas setempat kekurangan suplai air.



Membotolkan Masalah
http://www.dw.de/image/0,,16739506_303,00.jpg
Menurut perkiraan, sekitar 60 juta botol plastik didaur ulang di Eropa tahun lalu - hanya separuh dari botol yang digunakan. Sisanya berakhir menjadi sampah, dibuang ke tempat pembuangan sampah dan perairan - di mana butuh ratusan tahun untuk terurai. Sampah plastik di lautan adalah masalah lingkungan besar, mengotori air dan mengancam kehidupan satwa laut serta burung.


Timbunan Plastik
http://www.dw.de/image/0,,17257126_303,00.jpg
Amerika Serikat adalah konsumen botol air minum terbesar di dunia. Namun Cina menempel ketat - setiap tahun, puluhan miliar botol plastik diproduksi dan dikonsumsi hanya di Cina, menggunakan sekitar 18 juta ton minyak mentah. Permintaan atas botol air minum meningkat seiring pertumbuhan ekonomi Cina. Timbunan botol plastik seperti ini terus menggunung menunggu pemilahan untuk daur ulang.


Kehidupan Baru Dimulai
http://www.dw.de/image/0,,17256060_303,00.jpg
Botol yang didaur ulang dilelehkan kembali menjadi biji plastik, kemudian dijual ke perusahaan yang membuat produk-produk daur ulang plastik. Salah satu yang paling populer adalah serat, yang digunakan untuk membuat pakaian dan selimut. Setelah semua energi yang dikonsumsi botol plastik sepanjang siklus hidupnya, yang dulunya seteguk air yang menyejukkan dapat berakhir menjadi baju hangat.

Bohlam dari Botol Plastik


Seorang montir asal Brasil Alfredo Moser menemukan sebuah cara ramah lingkungan dan murah untuk memperoleh cahaya lampu. "Lampu Moser" kini menerangi 140.000 rumah di Filipina.




 Hanya dengan menggunakan botol plastik, air dan bahan pemutih (bleach), Alfredo Moser menemukan cara untuk menghasilkan cahaya yang mencapai 40 hingga 60 watt. Kekuatan cahayanya melebihi beberapa bohlam lampu biasa. Kepada BBC, sang penemu mengatakan, "Tuhan memberi matahari kepada setiap orang dan cahaya adalah untuk semua. Siapa pun yang memanfaatkannya bisa menghemat uang. Anda tidak akan terkena kejutan listrik, dan harganya hampir gratis."

Lampu Moser

Lampu dari botol platik yang juga dikenal dengan sebutan "Mosers Lamp" atau lampu Moser ini bisa menghasilkan cahaya berkat refraksi sinar matahari. Moser menjelaskan, setelah botol diisi air "tambahkan bahan pemutih untuk melindungi air agar tidak berubah warna menjadi hijau (karena alga). Semakin bersih botol tersebut, hasilnya semakin baik." Lalu atap rumah dilubangi. Botol dimasukkan ke dalam lubang tersebut. "Botol direkatkan ke atap dengan resin poliester. Jadi walau hujan turun, atap tidak akan bocor."


 Penemuan Moser menarik perhatian Illac Angelo Diaz, direktur organisasi MyShelter Foundation di Filipina yang membangun rumah dengan menggunakan produk berkesinambungan. Ia memulai proyek Isang Litrong Liwanag (satu liter cahaya) yang kini telah menghasilkan 140.000 lampu botol di Filipina. Beberapa bahkan menggunakan lampu tersebut untuk menanam sayur dengan cara hidroponik. Diaz melihat potensi besar penemuan tersebut. "Alfredo Moser telah mengubah kehidupan banyak orang, mungkin untuk selamanya."

Ramah Lingkungan

Selain itu, organisasi Diaz ingin mencapai efek positif bagi iklim. Lebih dari 3.000 ton emisi karbondioksida per tahunnya dapat dihemat dengan seluruh lampu botol plastik yang telah terpasang. "Lampu Moser" memang tidak menyala di malam hari. Untuk itu Illac Diaz punya gagasan baru. Uang yang sebelumnya digunakan untuk membeli lilin atau minyak tanah, ditabung oleh penghuni kawasan kumuh, guna membeli lampu penerangan untuk malam hari.


Diaz menambahkan, "Ada sel surya di atas sini. Lampu botol masih tetap meneruskan cahaya infra merah ke sini." Digantung pada posisi yang tepat, di dekat lampu botol di atap, sel surya mengisi listrik pada siang hari. Prototipe kedua: sebuah lempengan lampu LED langsung dipasang dalam botol, dan diluar sana dipasang sel surya di atap.

Ini teknik baru. Cukup terang tapi tidak murah. "Sebuah lampu harganya 20 Dolar saat ini. Tapi seiring waktu, kami harapkan harganya bisa turun hingga 10 Dolar sebuahnya." Lampu penerangan semacam itu masih merupakan pengecualian. Tapi permintaan cukup tinggi. Di Filipina saat ini 16 juta warga hidup tanpa pasokan listrik.

ini Jepretan hasilnya :



Selamat Mencoba.


Didaur Ulang Kantong Plastik

Jerman ahli dalam urusan pemisahan sampah. Contohnya, ada tong sampah khusus sampah plastik. Penemuan plastik organik yang bisa didaur ulang tadinya diharapkan bisa mengurangi satu masalah sampah.


Kantong plastik digunakan sehari-hari untuk membawa belanjaan, pakaian, makanan atau obat-obatan. Tapi sampah plastik sulit terurai lagi. Rata-rata, kantong plastik hanya digunakan selama 25 menit.

Setelah dipakai, kantong plastik biasanya dibuang. Mula-mula mendarat di jalanan, dan pada akhirnya terhimpunan di lautan atau perairan umum. Hingga plastik terurai kembali, diperlukan waktu hingga 500 tahun.

Plastik ekologis

Produk baru diharapkan jadi solusinya : kantung plastik ekologis. Bahan bakunya berasal dari sumber daya terbarukan. Karena itu dapat terurai dengan cepat menjadi kompos. Walau begitu, plastik ekologis ini juga tidak mudah sobek, bisa dibubuhi cap atau logo perusahaan, dan dapat diproses di mesin pengolah plastik konvensional.

Herbert Pjede adalah pakar kemasan, yang menilai plastik ekologis yang mudah terurai jadi kompos, juga memiliki keunggulan lain. Volume sampah tidak akan makin besar. "Keunggulan plastik ekologis adalah, tidak memerlukan sistem pembuangan sampah seperti plastik konvensional. Tidak perlu membangun sistem daur ulang. Plastik ini akan terurai dalam jangka waktu pendek, dan tidak perlu tempat pembuangan."

Produksi plastik ekologis juga berarti kebutuhan bahan baku fossil lebih sedikit. Kegunaan praktis lainnya : sampah dapur dapat ditampung dalam plastik ekologis, dan bersama kantongnya bisa langsung dibuang ke pengolahan kompos atau tampat sampah organik.

Bermasalah di Jerman

Tapi di Jerman praktek ini dilarang. Pasalnya di negeri ini sampah dipilah dengan ketat. Semua limbah plastik harus disortir dan dipisah dari sampah organik. Silvio Busch dari pabrik kompos St. Augustin-Niederpleis menjelaskan, "Pada kantong plastik sulit dikenali, apakah itu plastik konvensional atau yang mudah terurai. Sulit membedakannya bagi kami." Karena ini berarti, semua sampah plasik harus dipisahkan dari sampah organik.

Pengolahan selanjutnya sampah organik juga rumit. Semua dimasukkan ke mesin untuk digiling menjadi serpihan kecil. Semua kantong plastik juga ikut digiling, dan diangkut ban berjalan ke tempat penyortiran. Pemilahan dilakukan dengan tangan. "Kantong plastik, bagi kami sama saja. Kami harus menyortir semua jenis plastik, karena di kemudian hari kompos akan tercemari", ujar Busch.

Sampah plastik melimpah

Masalah lainnya, kantong plastik ekologis terurai relatif lambat. Standar industri di Jerman menetapkan, plastik ekologis harus terurai dalam waktu 90 hari. Bagi pabrik kompos, tenggat waktu itu terlalu lama. "Standarnya plastik ekologis harus terurai dalam 90 hari. Tapi di instalasi kami memiliki waktu urai 35 hari, jadi tidak tidak mungkin plastiknya terurai."

Pakar kemasan Herbert Pjede juga mengetahui masalah itu. Tambahan lagi, harga kantong plastik ekologi lebih mahal dari plastik konvensional. Karena itu pabriknya memproduksi tipe Der Blaue Engel, yang hingga 80 persennya bisa didaur ulang. "Di lokasi dengan sistem daur ulang yang berfungsi, kantong plastik ini merupakan varian paling logis. Bagi yang tidak punya sistem daur ulang, plastik ini punya hak eksis."

Jerman sejauh ini belum memanfaatkan sepenuhnya keunggulan plastik ekologis itu. Tapi negara-negara dengan masalah sampah plastik, bisa menarik manfaatnya, karena plastik ini relatif cepat dapat terurai.




Hutan Bakau Lindungi Pesisir dari Badai dan Tsunami

Topan atau Tsunami - hutan Bakau bisa melindungi kawasan pesisir pantai dari bencana alam. Tetapi justru kawasan inilah yang dikorbankan untuk membuka kawasan penangkaran ikan atau udang


Hutan yang menjulang dari dari dasar laut: kawasan pesisir pantai di wilayah tropis dilindungi oleh sabuk berwarna hijau yang membentang antara laut dan daratan. Hutan Bakau membutuhkan suhu air hangat, paduan antara air asin dan air tawar. Berbagai jenis burung hidup dan berkembang biak di dahan-dahan Bakau. Sementara akarnya yang menancap bumi berfungsi sebagai habitat alami ikan dan kepiting.



Hutan yang menjulang dari dari dasar laut: kawasan pesisir pantai di wilayah tropis dilindungi oleh sabuk berwarna hijau yang membentang antara laut dan daratan. Hutan Bakau membutuhkan suhu air hangat, paduan antara air asin dan air tawar. Berbagai jenis burung hidup dan berkembang biak di dahan-dahan Bakau. Sementara akarnya yang menancap bumi berfungsi sebagai habitat alami ikan dan kepiting.

Sejak dekade 1980-an hutan Bakau di seluruh dunia berkurang sebanyak 35 %. Untuk itu ada banyak alasan, kata Ulrich Saint-Paul dari Pusat Biologi Laut di Universitas Bremen. Seringkali hutan Bakau ditebang untuk membangun perumahan penduduk, bandar udara atau pelabuhan, "tapi kawasan ini terutama digunakan untuk membiakkan kepiting dan udang yang dijual ke pasar internasional," katanya kepada DW.

Kendati begitu kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan bisnis di seputar hutan Bakau melampaui keuntungan yang didapat. Karena Bakau "tidak cuma berfungsi untuk membiakkan ikan, melainkan melindungi bibir pantai dari cuaca buruk. Dan ia sangat penting bagi perlindungan iklim sebagai lokasi penyimpanan CO2 yang besar," tukas Paul.

Pembangunan bendungan atau memindahkan aliran sungai ikut mengancam eskistensi hutan Bakau, kata Rene Capote, peneliti Bakau di Kuba. "Bahkan jika dilakukan jauh di daratan, aktivitas semacam itu membunuh hutan Bakau," katanya.

Padahal Bakau juga menyaring air bersih di kawasan pesisir pantai. Fungsi itu penting untuk terumbu karang dan kawasan pantai, dan dengan begitu juga untuk kegiatan wisata sebagai sumber devisa, kata Capote.

Pemecah Ombak Alami

Dalam banyak kasus, hutan Bakau melindungi kawasan pesisir dari terjangan badai, angin topan atau tsunami sekalipun. Karena ekosistem ini mampu menyesap air dalam jumlah besar dan dengan begitu mencegah banjir. "Akar dan dahan bakau menahan gelombang air," kata Femke Tonneijck dari organisasi lingkungan Wetlands International.



Dalam kasus badai Haiyan yang menerpa Filipina, hutan Bakau diyakini akan mampu meminimalisir dampak kerusakan di kawasan pesisir, "sabuk bakau misalnya bisa mengurangi ketinggian dan energi hempasan ombak," kata Tonneijck. Menurutnya, hutan Bakau bisa meredam ketinggian ombak hingga setengah meter - faktor kecil yang bisa menyelamatkan hidup manusia.

Selain itu hutan Bakau juga menawarkan kayu bakar, material bangunan dan bahan makanan pasca bencana alam terkait cuaca. Meskipun begitu, dibutuhkan sabuk yang lebih lebar untuk bisa menghasilkan dampak yang signifikan dalam meminimalisir ancaman badai, kata Tonneijck.

Teknik Hortikultura Eropa untuk negara Tropis

Budidaya dan penanaman kembali pohon bakau di bibir pantai juga bisa mengurangi erosi. "Kami pernah berada di Jawa, di mana hutan Bakau harus ditebang demi penangkaran ikan dan udang. Untuk menanam kembali kami menggunakan sedimen khusus," kata Tonneijck.

Selama ini pemerintahan lokal lebih mengandalkan reklamasi pantai dengan menggunakan beton dan bahan keras lainnya. "Kami menggunakan kayu layaknya pagar. Teknik semacam itu tidak mencegah mengalirnya sedimen. Metode ini digunakan sejak lama di Belanda dan Jerman Utara," ujarnya.

Saat ini sudah ada sejumlah metode yang berhasil dan Bank Dunia mengucurkan dana untuk proyek-proyek semacam itu, kata Ahli ekologi Bakau Saint-Paul dari Universitas Bremen. Sayangnya, menurut Paul, Bakau sering dibudidayakan sebagai monokultur, "dan itu mengabaikan keragaman hayati yang menciptakan stabilitas ekologis untuk kawasan yang bersangkutan," katanya.








Monday, January 27, 2014

Akuaponik Menjawab Krisis Pangan Dimasa Mendatang



Berhenti sejenak mengeluhkan naiknya harga makanan. Saidiman Ahmad yang sedang mengambil studi tentang public policy, mengajak kita memanfaatkan ruang sempit untuk memenuhi sebagian kebutuhan dapur.


Tahun ini, Indonesia mengalami krisis bawang putih. Harga bumbu dengan aroma menyengat ini meroket menembus angka 8.000 hingga 10.000 rupiah per kilogram. Sebelumnya, Indonesia juga mengalami krisis bawang merah, tempe, cabe, beras, bahkan garam. Penyebab utama krisis ini tentu saja karena jumlah pasokan tidak memenuhi jumlah permintaan. Terlalu banyak orang ingin makan dengan bumbu-bumbu itu, tapi tidak cukup banyak yang menyediakannya. Harganya kemudian melambung melampaui kemampuan belanja penduduk.  

Thursday, January 16, 2014

Manfaat Lubang Biopori

Manfaat Biopori :
- Memelihara cadangan air tanah.
- Mencegah terjadinya keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah.
- Menghambat intrusi air laut.
- Mengubah sampah organik menjadi kompos.
- Meningkatkan kesuburan tanah.
- Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah.
- Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam berdarah, malaria,   kaki gajah, dan lain-lain.
- Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara dan perairan.
- Mengurangi emisi gas rumah kaca (COZ dan metan).
- Mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.


Menurut Ir Kamir R. Brata, MSc., Dosen Ilmu Tanah Institut Pertanian Bogor,
Lubang resapan biopori yang baru dibuatserta telah diisi sampah bisa memasukan air sebanyak 1,5 liter hingga 16 liter per menit

kalo diambil tengahnya 7 liter saja.
dan jika di sebauh daerah ada satu juta lubang biopory
maka 1.000.000 x 7 liter= 7.000.000 liter/menit Air di setap oleh biopori.
Woow.

Cara Membuat Biopori

Berikut ini Cara Membuat Lubang Biopori

Cara membuat Pupuk kompos Sederhana

Urusan sampah memang kerap merepotkan. Namun, jika disikapi dengan arif, sampah pun bisa membawa keuntungan. Sampah organik (terurai) yang merupakan sisa rumah tangga sebetulnya bisa didaur ulang menjadi kompos. Caranya pun cukup mudah dan bisa dilakukan dalam skala rumahan.

Usman Firdaus menjelaskan, membuat kompos sebagai media tanam sangat baik dilakukan di kota-kota  besar seperti Jakarta. “Pasalnya, saat ini di Jakarta sudah sulit menemukan tanah sebagai media tanam,” jelas Ketua Kelompok Tani Cikoko Hijau Lestari ini. Menurut Usman, untuk membuat kompos sebagai media tanam, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, semuanya dapat dibuat sendiri dengan bahan dan alat sederhana.


Sebelum membuat kompos, sediakan dahulu beberapa bahan, yakni:
• Hijau daun atau sampah dapur.
• gula pasir/gula merah.
• Bioaktivator (bisa berupa EM4).

Sementara itu, alat-alat yang diperlukan adalah:
• Pencacah (pisau atau mesin pencacah).
• Bak komposter mini lengkap dengan tutupnya (bisa dibuat dari ember bekas cat ukuran 25 kg).
• Sprayer untuk menyemprot bio aktivator.

Gambar 1  Komposer Terbuat Dari Kaleng



Cara Pembuatan:
1. Pisahkan sampah daun/sayur dengan sampah non organik.
2. Rajang/cincang/cacah sampah organik dengan ukuran 1 - 2 cm.
3. Masukkan sampah organik yang sudah dicacah ke dalam komposter mini.
4. Semprot/siram sampah organik dengan larutan bioaktivator hingga merata dengan takaran satu tutup botol (10 cc), dicampur dengan satu liter air.
5. Tutup rapat-rapat bak komposter mini dan letakkan di tempat teduh. Lakukan penyemprotan setiap kali memasukkan sampah organik dan tutup kembali. Lakukan penambahan dan penyemprotan sampah organik secara berulang sampai bak komposter mini penuh.
6. Diamkan selama tujuh sampai 14 hari agar terjadi proses komposting yang akan menghasilkan pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair dan pupuk padat dipisahkan oleh saringan.
7. Pupuk cair dapat diambil dengan membuka keran mulai pada hari ke-5 dan seterusnya. Jika air lindi (pupuk cair) berbau tak sedap, campurkan dengan air dengan perbandingan 1 : 5. Tambahkan pula satu sendok makan kapur sirih yang dilarutkan dengan air, kemudian tuang ke dalam botol lindi. Warna lindi akan berubah jadi agak jernih dan tak berbau.
8. Ambil pupuk padat yang sudah menjadi bubur kompos, tambahkan bahan aditif (dapat berupa sekam, arang sekam, serbuk gergaji perbandingan 2 : 1).
9. Sebelum digunakan sebagai pupuk atau media tanam, kompos harus terlebih dahulu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
10. Pupuk organik cair dapat langsung digunakan sebagai pupuk tanaman. Apabila pupuk cair organik akan disimpan, sebaiknya difermentasi dahulu dengan bahan bioaktivator dengan perbandingan 4 : 1.
Anto Erawan

Wednesday, January 8, 2014

10 Tempat Paling Tercemar di Dunia




TPA Agbogbloshie di Ghana

Tumpukan antene parabola tua atau televisi rusak menggunung di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) khusus barang elektronik. Ini TPA elektronik terbesar kedua di barat Afrika. Sampah elektronik berbahaya jika kabel dibakar untuk memperoleh tembaga yang berharga di bagian dalam. Proses tersebut akan mengeluarkan timbal yang bermasalah bagi kesehatan.



Pusat Industri Dzerzhinsk di Rusia

Dzershinsk adalah salah satu pusat terpenting bagi industri kimia Rusia. Antara 1930 dan 1998 ada 300.000 ton sampah kimia yang tidak dibuang secara benar. Banyak bahan kimia yang sampai ke air tanah dan juga udara. Di sini rata-rata usia perempuan hanya 47 tahun dan pria 42 tahun.


PLTN Chernobyl di Ukraina

Hingga kini bencana Chernobyl dianggap sebagai kecelakaan reaktor terparah dalam sejarah. 25 April 1986 uji coba dilakukan di PLTN yang menyebabkan peleburan inti atom. Hingga kini, dalam radius 30 kilometer tidak ada penduduk yang bisa tinggal di sana. Tanah di sekitar PLTN masih tercemar dan membahayakan produksi bahan pangan. Banyak warga yang tinggal di sekitarnya terkena penyakit leukemia.


Penyamakan Kulit di Hazaribagh Bangladesh

Hazaribagh adalah lokasi dengan tempat penyamakan kulit terbanyak di Bangladesh. Sebagian besar pabrik semacam ini menggunakan metode lama. Setiap hari mereka membuang 22.000 liter sampah beracun ke sungai Buriganga, sungai terpenting Dhaka dan penyuplai air utama. Zat yang bisa menyebabkan penyakit kanker, seperti kardinogen membuat para penduduk disana terkena masalah kulit dan pernapasan.


Pertambangan Timah Hitam di Kabwe Zambia

Di Kabwe, kota kedua terbesar Zambia, banyak anak-anak yang dalam darahnya mengandung kadar timbal lebih tinggi. Di kota ini timbah digali sejak satu abad. Proses pelelehan menyebabkan logam berat berterbangan dalam bentuk partikel debu dan kembali terjatuh ke tanah di sekitar kawasan pertambangan.


Pertambangan Emas di Kalimantan Indonesia

Kalimantan dikenal berkat pertambangan emasnya. Untuk mengeluarkan emas, kebanyakan pertambangan menggunakan air raksa yang beracun. Proses ini setiap tahunnya melepaskan lebih dari 1000 ton air raksa ke lingkungan yang juga bisa masuk ke dalam air tanah.


Sungai Matanza-Riachuelo di Argentina

15.000 pabrik membuang limbah airnya ke sungai Matanza-Riachuelo. Khususnya produsen kimia bertanggung jawab atas lebih dari sepertiga pengotoran sungai. Airnya mengandung kadar seng, timbal, tembaga, nikel dan logam berat lainnya. Penduduk khususnya menderita penyakit usus dan pernapasan.


Delta Niger di Nigeria

Delta Niger adalah kawasan dengan penduduk padat di Nigeria. Delapan persen seluruh warga Nigeria bermukim di sana. Namun, daerah ini tercemar karena minyak dan hidrokarbon yang mengotori air tanah. Rata-rata ada 240.000 barrel minyak bumi yang sampai ke delta Nil setiap tahunnya. Penyebab utamanya adalah kecelakaan kapal tanker minyak dan pencurian minyak.



Sungai Citarum di Indonesia

Air di sungai ini 1000 kali lebih kotor dari air minum biasa. Kandungan aluminium dan besi sangat tinggi. Tidak heran, sekitar 2000 pabrik menggunakan sungai Citarum sebagai sumber air dan mengalirkan racun industri kembali ke air. Masalahnya, jutaan warga mengandalkan air tersebut untuk kebutuhan hidup sehari-hari.


Kota Industri Norilsk di Rusia

Di Norilsk hampir 500 ton tembaga dan nikeloksida dan dua juta ton sulfuroksida berada di ruang udara. Polusi udara sangat parah sehingga perkiraan masa hidup pekerja pabrik di Norilsk sepuluh tahun di bawah rata-rata warga Rusia. Polusi udara menyebabkan penyakit pernapasan seperti kanker paru-paru.

Tuesday, January 7, 2014

Bagaimana Sungai Jerman Bisa Bersih?


Bagaimana Sungai Jerman Bisa Bersih?
Sejumlah sungai di Jerman sekarang jadi tujuan wisata. Beberapa tahun lalu sungai-sungai itu dinyatakan mati secara biologis. Bagaimana ekosistem di sana berhasil diselamatkan?




Sampah plastik yang mengapung di air dan ikan yang hampir mati berusaha menarik napas di permukaan. Sekarang skenario horor bagi ekologi itu terutama datang dari Cina lewat layar televisi, serta jadi bukti situasi menyedihkan di banyak sungai Cina, yang termasuk perairan paling terkotor di dunia.

Beberapa waktu lalu, sungai-sungai Jerman juga masih seperti itu, terutama sungai Elbe. Sungai yang bersumber di Ceko dan bermuara ribuan kilometer di utaranya, di dekat Hamburg, dianggap calon sungai mati. Hingga penyatuan Jerman tahun 1990, Jerman Timur menyalurkan air kanalisasinya ke sungai Elbe tanpa dibersihkan terlebih dahulu.
Campuran Beracun
Tahun 1988, peneliti menemukan campuran racun seperti 16.000 ton Nitrogen, 10.000 ton Fosfor, 23 ton air raksa dan tiga ton campuran kimia Pentaklorofenol yang berkadar racun tinggi, dialirkan sungai Elbe ke arah laut. Akibatnya, ikan-ikan yang hidup di sungai itu menderita sakit, demikian dijelaskan pakar biologi Veit Hennig dari universitas Hamburg.
Tetapi bagaimana kerusakan seperti itu sekarang bisa diperbaiki? Penutupan banyak pabrik di bekas Jerman Timur, pemurnian air limbah dari kanalisasi yang terus-menerus dilakukan, serta peraturan lingkungan yang ketat telah menyelamatkan Elbe, dan sungai-sungai Jerman lainnya, kata Veit Hennig. Pemancing dan orang yang berenang di sungai sekarang sudah menjadi pemandangan lazim di Elbe dan sungai-sungai lainnya. Berbagai binatang juga kembali, termasuk ikan paus jenis Phocoenidae. Ikan paus ini di awal tahun mengikuti ikan kecil mangsanya ke perairan sungai Elbe. Datangnya mereka jadi bukti bahwa air Elbe semakin sehat.


Kesalahan Masa Lalu
Lain dengan perairan lain, seperti danau, sungai bisa mengalirkan bahan berbahaya dengan cepat. Jadi sungai membersihkan diri sendiri, tetapi kandungan berbahaya terkumpul di laut. Hanya di sedimen-sedimen sungai sekarang masih bisa ditemukan unsur beracun. Akibat banjir bandang seperti tahun ini, bahan-bahan racun itu bisa tersebar. Stephan Köster, yang mengajar di Institut Penanganan Limbah dan Perlindungan Perairan di universitas teknik Hamburg-Harburg mengemukakan, orang tidak sekedar mengalirkan limbah ke sungai, dan kemudian melupakannya karena otomatis dialirkan ke laut.
"Orang sekarang lebih banyak berinvestasi pada pemurnian limbah. Limbah tidak hanya dibersihkan secara mekanis, melainkan juga secara kimia dan biologis," demikian Köster. Ia menambahkan, "Sekarang ada standar untuk membersihkan air, memisahkan Nitrogen dari air dan secara terarah mencegah masuknya Fosfor."
Apakah Perairan Sehat?



Di instalasi pemurnian air, prinsip yang digunakan adalah: dari besar ke kecil. Awalnya lewat pembersihan mekanis, benda berukuran besar dipisahkan dari air. Saringan halus kemudian memisahkan mineral, seperti pasir, dari air, karena nantinya misalnya bisa merusak pompa air. Setelah lewat tempat pengendapan akhirnya hanya unsur yang bisa diurai yang berada di air. Akhirnya pekerja-pekerja kecil seperti bakteri digunakan untuk terutama mengurai karbon.
Walaupun situasi membaik, Veit Hennig menekankan dengan mengambil contoh Elbe, sungai-sungai di Jerman masih butuh penanganan agar kondisi alamiah bisa kembali sepenuhnya. "Memang kualitas air dari standar kimia sudah sangat membaik, tetapi struktur sungai sebagai ruang hidup memburuk," kata Veit Hennig. Yang dimaksudkan pakar biologi itu adalah semakin meluasnya pendirian bangunan di tepi sungai dan semakin banyaknya pembuatan tanggul untuk membatasi sungai dari daratan.

Program Membersihkan Sungai


Membersihkan Sungai Emscher
Selama berpuluh tahun, limbah industri dan kanalisasi dialirkan ke sungai Emscher dan berdampak sangat merugikan bagi ekologi. Kini perbaikan dan pembersihan sungai dilakukan dengan dampak baik bagi masa depan.



Sungai Emscher adalah anak sungai Rhein, dan mengalir di daerah industri Ruhr. Pemandangan indah daerah aliran sungai Emscher di kawasan industri Ruhr, seperti dalam buku dongeng.
Tapi tampilan ini menipu. Sungai Emscher adalah contoh bencana lingkungan. Sungai ini tercemar berat bahan kimia berbahaya dan limbah rumah tangga. Akses ke sungai sudah diputus.
Mengembalikan Kondisi Alamiah
Beberapa tahun setelah aksi pembersihan dimulai, sungai masih bau limbah. Michael Steinbach, jurubicara ikatan pengguna air Emscher Genossenschaft mengatakan, "Target kami, mengembalikan sungai ini ke kondisi alaminya, dimana ikan dan binatang lain serta tanaman bisa hidup. Juga terutama, agar sungai ini kembali memliki kualitas sebagai tempat santai dan bermukim bagi warga di daerah ini."

Pompa berupa ulir raksasa, memindahkan air dari sungai ke instalasi pengolah limbah. Di sana air sungai dibersihkan secara mekanis dan biologis. Limbah padatan dipisahkan sebelum proses filtrasi dimulai, dan dijadikan bahan bakar generator.
"Pengolahan limbah dibagi dua tahapan. Mekanis dan biologis. Dalam proses mekanis, mula-mula limbah padatan dipisahkan. Setelah itu pasir dan kerikil dipisahkan lagi. Pada tahapan ketiga, yang disebut penjernihan awal, semua unsur yang bisa mengendap kami pisahkan dari air." Demkian dijelaskan Manfred Rüter, insinyur pada Emscher Genossenschaft.
Membersihkan Air


Di kota Bottrop yang masuk kawasan Ruhr, jaman dulu jadi pusat industri berat Jerman. Di sini 700.000 meter kubik air dibersihkan setiap hari. Pekerjaan rumit ini setiap tahapannnya diawasi komputer.
Markus Krämer yang bekerja di bagian pembungan di instalasi tersebut memaparkan, mereka memanfaatkan monitor untuk mengawasi proses di instalasi. Mereka juga memiliki instrumen yang bisa mengenali gangguan. Dan dari tempat pengonrol mereka bisa menelfon petugas, agar ganggguan itu dapat diatasi.
Air kotor dibersihkan di tiap kolam yang dilewati. Limbah padatan yang mengendap ke dasar kolam, dikeringkan di empat kontainer besar, kemudian dibakar. Energinya menggerakan sebuah generator, yang memasok 60% kebutuhan listrik instalasi pengolah limbah. Markus Krämer menjelaskan, sisanya adalah produk akhir berupa air bersih berkualitas kolam pemandian. Air ini dipompa balik ke sungai Emscher.

Instalasi pembersihan air sungai Emscher
Proyek Mahal Berdampak Baik bagi Masa Depan
Proyek ambisius ini ongkosnya sekitar 4,5 milyar Euro, sebagian besar dibiaya oleh retribusi air yang dibebankan pada warga lokal. "2017-2018 kami akan bebas air limbah. Setiap tetes air yang masuk ke Emscher sudah dibersihkan," demikian Michael Steinbach, jurubicara Emscher Genossenschaft menjelaskan tujuan mereka.
Perbaikan kualitas air cukup besar, dan ini jadi peluang kembalinya sungai bersih, untuk pertama kalinya sejak beberapa generasi. Fauna liar juga kembali ke sini, setelah kualitas air makin baik. Semua warga menyambut baik aksi pembersihan ini. Karena sungai Emscher yang lebih bersih, berarti juga sungai Rhein yang makin bersih.
"Kami harus harus hidup di sini, bagus jika ada pengolah limbah, jadi air kembali bersih," kata seorang pria warga daerah itu, sementara seorang perempuan mengatakan, ini penting bagi alam, bagi masa depan, juga bagi anak-anak. Ia menegaskan, kita hanya meminjam Bumi ini.

Ref : www.dw.de




Dengan Tenaga Surya Melewati Malam




Bagi banyak orang, akses listrik merupakan keseharian. Tinggal colok. Selesai. Situasinya berbeda di Afrika. Masih banyak warga tidak mempunyai akses listrik. Kios tenaga surya menjadi salah satu solusi.

Sebuah desa kecil, berjarak beberapa jam perjalanan mobil dari ibukota Kenya, Nairobi. Hari sudah malam. Desa Ngoswani selalu gelap gulita. Maklum tidak ada akses listrik.
Namun desa berpenduduk 2.000 orang ini sekarang sudah punya alternatif. Pada malam hari, terlihat sebuah kios yang terang benderang. Dikerumuni warga dengan kesibukan masing-masing: ada yang menonton televisi, yang lain mengisi baterai ponsel dan sebagian lagi datang untuk mendinginkan makanan atau obat-obatan dengan kulkas yang tersedia di sana.
"Kios tenaga surya sudah menjadi pusat aktivitas sosial," kata Rachna Patel.

Patel adalah partner lokal di Nairobi untuk Solarkiosk GmbH yang bermarkas di Berlin. Sebuah perusahaan yang mengembangkan kios energi otonom, yang menawarkan akses listrik bagi warga di desa-desa terpencil. Panel sel surya memasok listrik bagi kios dan rangkaian baterai yang dipasang - 24 jam sehari.
Patel bersama delapan pekerjanya di Kenya mengelola setiap kios tenaga surya yang telah didirikan. Ia juga keliling Kenya untuk mencari kota atau desa baru yang bisa dijadikan lokasi kios energi tersebut.
Solarkiosk memberikan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi, jelas manajer pemasaran Sasha Kolopic. "Wilayahnya harus tidak memiliki suplai listrik dan setidaknya ada 300 rumah tangga di lokasi tersebut", tambah Kolopic.


Solarkiosk memberikan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi, jelas manajer pemasaran Sasha Kolopic. "Wilayahnya harus tidak memiliki suplai listrik dan setidaknya ada 300 rumah tangga di lokasi tersebut", tambah Kolopic.

Kios tenaga surya di Olkiramatian dekat danau Magadi yang sudah terlihat diperbesar. Penambahan digunakan sebagai toko daging dan makanan
Kios didesain sedemikian rupa sehingga dapat dibawa dari Jerman kemanapun tanpa susah payah, walaupun tidak ada jalan beraspal. Mitra lokal semacam Patel dan timnya, memastikan pendirian kios berjalan dengan lancar di lokasi.
Warga tidak hanya dapat mengisi baterai ponsel atau memakai kulkas, tapi di sini juga membeli produk-produk seperti lampu surya dan panel surya. Tidak hanya itu, juga dijual kebutuhan sehari-hari seperti sabun dan beras.
Lampu surya sangat diminati karena membantu anak-anak belajar. Sebelumnya mereka menggunakan lampu kerosin yang mengeluarkan gas berbahaya.
Sesuai tatanan setempat
Partner lokal juga membantu Solarkiosk mencari operator kios. "Kami menghendaki, operator kios adalah seseorang yang dihormati di komunitasnya" jelas Sasha Kolopic. "Hanya seseorang seperti itu yang dapat menjelaskan kepada komunitas, bagaimana fungsi kios tenaga surya."
Selain itu, operator kios harus bisa baca tulis, memiliki kemampuan dasar berhitung dan bisa sedikit berbahasa Inggris.
Antara tiga hingga lima orang mengelola sebuah kios. "Setiap operator mengajak saudara atau teman untuk membantu. Kios-kios ini juga menciptakan pekerjaan," tutur Rachna Patel.

Rachna Patel (bercelana merah) merupakan pimpinan tim kios tenaga surya di Kenya
Mendukung target pembangunan
Secara keseluruhan, sudah ada 5 kios yang beroperasi di Kenya. Di Ethiopia, sudah ada 7 kios. Target berikutnya, Botswana. Disebutkan, sudah ada mitra potensial di negara ini.
Total ada 800 juta warga di benua Afrika yang hidup tanpa akses listrik. Solarkiosk selalu berhubungan dengan perusahaan pemasok energi setempat. "Pemerintah dan perusahaan listrik mengetahui, tidak mudah untuk menghubungkan sebagian besar kawasan pedesaan ke jejaring listrik nasional," ucap Sasha Kolopic. Biayanya terlalu besar.
Akses listrik yang sudah eksis pun tarifnya tidak murah. Di Kenya, warga harus membayar 700 Euro untuk mendapatkan koneksi listrik ke rumah.
"Kalau kami mendirikan lebih banyak kios tenaga surya, kami turut membantu pemerintah negara-negara di Afrika dalam mencapai target pembangunan mereka, yakni menyediakan akses listrik sekaligus mengurangi emisi gas buang," ujar Rachna Patel.

www.dw.de


Upaya Eropa Mengatasi Sampah Pangan



Rantai supermarket Tesco di Inggris siap mengambil langkah untuk mengurangi sampah pangan. Di Jerman, sejumlah perusahaan tengah mencari cara untuk mengatasi peningkatan sampah makanan.

Sebuah studi menemukan bahwa jumlah makanan sisa di Inggris berarti 830 Euro per keluarga per tahun yang terbuang sia-sia. Masalah sampah pangan di Inggris mendorong raksasa ritel Tesco bertekad untuk mengurangi hampir 60.000 ton sisa makanan dari penyuplai dan konsumen setiap tahun.
Tesco berencana mengakhiri penawaran pembelian berganda, yang mendorong konsumen untuk membeli melebihi kebutuhan. Riteler terbesar Inggris tersebut menjanjikan koordinasi dengan petani untuk mengurangi hama, memperbaiki rute transportasi pangan dan berbagi tips penyimpanan makanan dengan konsumen.
Mengatasi sampah pangan
Setiap tahun 1,3 miliar ton makanan dibuang secara global, menurut statistik PBB tahun 2013. Ini setara dengan sepertiga total pangan di dunia.

Riteler tak bertanggung jawab dan perilaku konsumen berkontribusi pada tingginya jumlah sampah pangan

"Langkah pertama adalah meningkatkan kesadaran bahwa sampah makanan itu sebuah masalah. Ini harus berawal dari konsumen," kata Divine Njie dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) kepada DW.
FAO mengimbau warga dunia untuk menyuguhkan porsi yang lebih kecil, memanfaatkan makanan sisa, merencanakan kegiatan belanja dan menyumbangkan makanan lebih kepada anggota masyarakat yang membutuhkan.
Namun menurut Njie, bukan hanya konsumen yang menghambur-hamburkan makanan. Aktor lain dalam rantai makanan, seperti pemerintah dan organisasi internasional seperti PBB, harus memikirkan kembali perilaku terhadap pangan.
Sebuah pendekatan baru
ReFood, sebuah perusahaan Jerman, menemukan pendekatan ramah lingkungan terhadap sampah pangan. Perusahaan ini mengambil sampah makanan dan dapur yang dihasilkan industri pangan, supermarket, restoran, dan katering.
"Di Jerman ada aturan bahwa pelaku industri pangan bertanggung jawab atas pembuangan sisa makanan," jelas Nicolas Boy dari ReFood. "Makanan sisa tidak bisa begitu saja dibuang ke tempat pembuangan sampah karena sampah makanan yang meluruh mengeluarkan metana, sebuah gas rumah kaca."

ReFood menjemput sampah pangan, membersihkan dan mendaur ulang sampah minyak goreng, seraya mengekstrak bahan dasar yang dibutuhkan untuk memproduksi biodiesel, begitu juga energi ramah lingkungan dalam bentuk listrik dan panas dari pabrik biogas.
"Ini proses yang rumit dan membutuhkan perencanaan logistik," ungkap Boy. "Kotoran harus difilter, sisa makanan harus dipanaskan pada suhu 70 derajat untuk membunuh kuman dan baru setelah itu biomassa siap untuk masuk pabrik biogas."
Namun imbalannya setimpal. Tidak hanya sampah pangan terdaur ulang dan dapat dimanfaatkan lagi, tapi sepanjang proses daur ulang, listrik dan panas bagi 26.000 rumah tangga tercipta. Pupuk organik untuk pertanian pun ikut tercipta dalam proses.
Meski pendekatan ini berguna dan berkelanjutan, hanya dapat diterapkan pada sampah pangan yang dihasilkan produsen komersial. ReFood tidak mengambil sampah makanan dari rumah tangga. Padahal rumah tangga di Jerman memproduksi mayoritas sampah pangan, karena mereka tidak terikat hukum untuk membuang sisa makanan.

Menjadikan Sampah Menjadi Bahan Bakar Masa Depan


Apakah bahan bakar bisa dihasilkan dari kulit buah, biji-bijian, jerami atau limbah kayu? Harapannya, produk limbah pertanian dan kehutanan yang berlimpah, di masa depan dapat menggantikan minyak bumi.

Biomassa sebenarnya tersedia di setiap sudut jalan. Potongan dahan bisa diolah menjadi 'pelet' bahan bakar. Dedaunan yang gugur diproses menjadi pupuk. Tapi di seluruh dunia berton-ton sampah organik dibuang begitu saja. Contohnya ampas kelapa sawit setelah minyaknya dipress keluar.


"Hanya bijinya yang dimanfaatkan. Lainnya dibuang. Dan setiap 5 tahun seluruh pohon kelapa sawit dibuang," ujar Stefan Schöll, manajer pabrik perusahaan termokimia PYTEC di Hamburg.
"Sungguh disayangkan," lanjutnya. Limbah produk pertanian dan kehutanan itu padahal dapat dipress melalui proses khusus. Hasilnya minyak pirolisis, yang dapat diproses lebih lanjut menjadi bahan bakar.
Pengembangan kemampuan mesin
Kini perusahaan di Hamburg itu tengah menyempurnakan cara untuk menggunakan minyak pirolisis secara langsung di instalasi pembangkit listrik dan energi panas, atau di lokasi yang tak memiliki biomassa.
Bersama pabrik mesin Amerika, Caterpillar, para peneliti mengembangkan mesin berbahan bakar minyak pirolisis tadi.
"Kami baru mampu mengembangkan mesin berdaya kerja 1000 jam. Dalam satu tahun, sistem injeksi bahan bakar harus diganti 8 kali. Kami ingin menemukan materi baru yang tahan lama seperti pada operasi mesin diesel normal," ungkap Schöll.



Salah satu instalasi kompos di Bali
Pengolahan berskala besar
Dari sampah menjadi bahan bakar masa depan. Ini juga yang menjadi salah satu fokus penelitian Universitas Ilmu Terapan HAW Hamburg.
Jelantah, plastik, minyak berat - semua diproses jadi bahan bakar minyak di laboratorium. Banyak bahan, yang dapat menggantikan minyak bumi sebagai bahan bakar berkelanjutan untuk jangka panjang.
"Secara global, kebutuhan bahan bakar mencapai 100 Exajoule," ujar Thomas Willner, dosen HAW Hamburg. "Kalau angka ini bisa dipertahankan dan tidak meningkat di negara-negara seperti India dan Cina, kita punya kesempatan dengan biomassa berkelanjutan, untuk memenuhi kebutuhan ini."
Masih diperlukan solusi untuk mengatasi membengkaknya permintaan negara berkembang. Metode baru sebenarnya punya potensi besar. Tinggal menunggu pengembangan instalasi yang bisa mengolah biomassa secara efisien dalam skala besar.

www.dw.de